Selasa, 09 Agustus 2016

Bahaya Softlens Bagi Mata dan Cara Menggunakannya Dengan Benar


Softlens dulunya hanya digunakan sebagai terobosan baru bagi dunia kesehatan. Namun dewasa ini softlens bukan hanya digunakan sebagai alat bantu penglihatan melainkan sebagai life style atau gaya hidup. 

      Banyak orang yang menggunakan softlens sebagai gaya hidup namun terkadang mereka tidak tahu bahaya menggunakan softlens. American Optometric Association (AOA) mengungkapkan kalau penggunaan softlens dekoratif (hanya untuk memperindah bola mata semata) akan sangat berbahaya jika tanpa konsultasi dokter.
     Apabila tanpa konsultasi dokter, kemungkinan besar para kosumen lensa dekoratif ini tidak memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana membersihkan dan memasang lensa dengan baik. Jika hal ini terjadi maka sudah pasti para konsumen tersebut sudah berani mengambil resiko menginfeksi mata mereka dengan bakteri, atau kerusakan yang signifikan pada fungsi mata, dan yang lebih parah adalah kehilangan penglihatan. Lensa dekoratif memiliki resiko yang sama dengan lensa korektif (untuk mata minus atau plus). Oleh karena itu jangan pernah memakai lensa dekoratif tanpa informasi dari dokter.


Bahaya / Dampak Negatif Memakai Softlens 


Iritasi dan mata merah

   Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti debu, pemakaian yang kurang benar dan terlalu lama dipakai. Oleh karena itu, agar tidak mengalami iritasi sebaiknya jaga softlens tidak terkena debu dan pakai dengan cara yang benar. Bagaimana? Yang paling pertama dan paling utama yang harus diingat adalah tanganmu harus steril ketika memakai softlens. Pastikan juga untuk tidak memakainya terlalu lama. Tetes mata khusus softlens bisa secara rutin kamu gunakan untuk memberikan efek lega ketika memakainya.

Terlalu longgar atau terlalu ketat

     Softlens bisa menjadi terlalu longgar atau bahkan terlalu ketat seperti sangat menempel ke mata disebut hypoxia. Hal ini dikarenakan pemilihan kadar air yang salah ketika membeli softlens. Maka dari itu sesuaikan dengan keadaan mata. Jika matamu memang sudah memiliki banyak kandungan air mata, pilihlah softlens dengan kadar air lebih sedikit. Sedangkan mata yang cenderung kering sebaiknya pilih softlens dengan kadar air tinggi.

Softlens koyak dalam mata

     Bahaya softlens ini bisa terjadi karena kamu memakai softlens saat tidur. Ketika tidur, softlens bisa bergerak-gerak di dalam mata dan bisa berisiko pecah di dalam mata. Softlens juga dapat mengering karena tidak mendapatkan oksigen dan kadar air yang cukup. Ketika Anda mencubit softlens dalam keadaan kering dapat mengakibatkan softlens koyak. Karena itu juga, sangat disarankan untuk meneteskan tetes mata khusus softlens sebelum melepas softlens.

Infeksi kornea

     Bahaya infeksi kornea bisa terjadi jika kamu tidak merawat softlens dengan baik. Karenanya bakteri, jamur dan virus bisa tumbuh di softlens dan membuat alergi pada mata. Jika tidak bisa seperti itu, memakai softlens sekali pakai bisa menjadi pilihan jika kamu berkekeuh untuk menggunakan softlens.


Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat menggunakan softlens. Berikut saran dari AOA supaya dampak negatif menggunakan softlens dapat diminimalisir :


  • Temui dokter / ahli mata untuk mencari informasi dan mendapatkan lensa yang sesuai untuk mata anda dan layak pakai.
  • Jika anda akan menyentuh lensa cucilah tangan terlebih dahulu.
  • Selalu lepas softlens anda ketika anda tidur.
  • Membersihkan lensa secara rutin. Cara membersihkan yang baik adalah : usap lensa kontak dengan jari dan bilas dengan cairan pembersih sebelum menyimpan lensa dalam wadah yang sudah berisi cairan pembersih.
  • Simpanlah wadah lensa kontak di tempat yang lembab dan terlindung dari cahaya matahari langsung
  • Gantilah wadah lensa setiap minimal 3 bulan sekali.
  • Untuk menyimpan lensa, gunakan cairan pembersih yang masih baru. Jangan gunakan cairan yang sudah dipakai, meskipun terlihat bersih tetapi mengandung bakteri yang bisa membahayakan mata anda.
  • Patuhi jadwal penggantian lensa kontak sesuai anjuran dokter.
  • Temui dokter mata anda untuk memeriksakan mata anda secara rutin.

Many Repost to Hijab Outfit
















Memilih High Heels



Tips khusus untuk memilih High Heels adalah sesuaikan dengan bentuk kaki Anda. Jangan alihkan pilihan ke model lain, gunakan solusi yang kreatif !




High heels memiliki pesona yang mampu meningkatkan penampilan seorang wanita, sehingga mereka berani mengambil resiko demi high heels meskipun banyak ahli medis yang menyarankan lebih baik menggunakan sepatu hak sedang atau rendah.

Pengguna sepatu hak tinggi akan dihadapkan pada resiko pergelangan kaki terkilir. Menurut ahli style Miss J Alexander, akan lebih baik jika sepasang high heels dibuat tidak terlalu licin dengan cara diamplas sedikit bagian bawahnya. Memang terdengar sayang untuk dilakukan terutama jika high heels milikmu masih bagus dan baru dibeli. Namun ini adalah cara yang ampuh agar kamu bisa lebih nyaman dalam melenggang.



Sepatu hak tinggi yang paling mengundang kekaguman adalah model Stiletto yang memiliki heels kecil dan runcing. Bukan hanya designnya yang estetik, tapi juga kekaguman itu ditujukan kepada kepiawaian langkah-langkah pengguna Stiletto yang secara jujur harus diakui sulit dipakai itu. Sepatu jenis hak tinggi ini biasanya hanya dipakai untuk acara-acara tertentu, untuk acara pesta atau acara-acara resmi lainnya. Namun sebagai pemula tidak ada salahnya mencoba Wedges sebagai alternatif agar kakimu terbiasa.

Hal lain yang penting untuk dipertimbangkan sebelum menggunakan sepatu hak tinggi adalah berat badan Anda. Jika Anda tergolong wanita yang gemuk, sebaiknya ganti pilihan Anda dengan sepatu hak sedang. Sepatu hak sedang juga memiliki beragam model, dengan pilihan yang cermat akan mampu mendukung penampilan Anda menjadi lebih prima. Sementara pilihan sepatu hak tinggi, apalagi model Stiletto, selain tidak sesuai juga sangat beresiko bagi heels untuk menahan beban yang terlalu berat. Akibatnya, pengguna sulit untuk memperoleh keseimbangan.

Memakai sepatu hak tinggi sangat berbeda dengan memakai sepatu flat atau hak datar. Sepatu hak tinggi memerlukan langkah yang selalu diperhitungkan dan konsentrasi dari penggunanya. Imbalannya adalah penampilan yang anggun, glamour dan kesan keindahan kaki penggunanya. Sepatu hak tinggi juga membuat kaki penggunanya cepat capai karena ujung kaki berada dalam posisi paling bawah, maka beban seluruh tubuh tertumpu pada bagian tersebut.

Jika kebetulan Anda memiliki kaki type Egypytian yang runcing, atau setidaknya type Greek yang bisa dikompromikan dengan Stiletto, maka Anda cukup beruntung. Karena bisa langsung memakai Stiletto pilihan Anda.




Menggunakan sepatu baru yang tidak benar-benar pas akan menimbulkan rasa tidak nyaman ketika berjalan, memar di bagian kaki pada bagian sepatu yang sempit bahkan lecet. Apalagi jika menggunakan sepatu hak tinggi dengan beban seluruh berat badan dipindahkan ke ujung kaki, ketidaknyamanan akibat ukuran yang tidak pas itu akan menjadi berlipat ganda. Jangan ragu untuk sering-sering duduk saat ada kesempatan, karena saat menggunakan high hells otot kaki dapat tegang terutama saat terlalu lama berdiri maupun berjalan.


Tips penting adalah menapakkan bagian belakang atau heels terlebih dahulu, baru setelahnya bagian depan high heels tersebut. selain itu usahakan juga untuk berjalan seperti mengikuti garis lurus ditengah badanmu, sehingga tidak menimbulkan kesan "ngangkang" saat kamu menggunakan high heels. Jika memang kamu tidak bisa melakukannya, paling tidak berusahalah berjalan mendekati garis lurus tersebut.

SEJARAH HIGH HEELS


High heels pertama kali ditemukan oleh masyarakat  sekitar 3500 tahun sebelum masehi di Mesir Kuno. Ditemukan bahwa pada masa itu kaum wanita dan pria kalangan atas menggunakan bentuk sepatu hak tinggi pertama untuk upacara adat tradisional mereka. Sepatu ini berbentuk seperti simbol ankh yang melambangkan kehidupan. Selain itu tukang jagal di daerah Mesir Kuno juga menggunakan high heels untuk mempermudah berjalan melewati darah hewan hasil jagalan mereka.

Kothorni

Di daerah Yunani dan Roma kuno ditemukan sepatu yang mirip dengan high heels bernama kothorni. Bentuknya seperti sepatu platform, sendal dengan tudungnya dan memiliki hak atau sol yang tinggi dan terbuat dari kayu atau gabus. Pada jaman Reinaissance sepatu ini dikenal dengan sebutan buskins. Sepatu ini merupakan sepatu yang terkenal di kalangan aktor pertunjukan pada masa itu. Ketinggian buskins menunjukan status sosial si aktor tersebut atau seberapa penting karakter si aktor tersebut dalam pementasannya.


Pattens

Selama abad pertengahan ditemukan lagi bentuk high heels yang lain. Pada masa itu baik perempuan maupun laki-laki menggunakan sebuah hak bernama Pattens yang melekat pada sepatu mereka. Alasan penggunaannya adalan untuk masalah ke praktisan. Pattens berfungsi untuk melindungi sepatu mahal mereka dari lumpur, puing-puing sekaligus membantu mereka berjalan di atas permukaan tanah yang tidak rata.


Kabkabs/Nalins

Pada abad ke 14 munculah Kabkabs atau nama lainnya Nalins di Lebanon yang merupakan sepatu hak tinggi bagi kaum wanita Timur Tengah untuk melindungi kaki mereka dari kotoran dan debu jalanan. Nama tersebut diambil dari suaranya ketika diapakai berjalan di lantai marmer. Bagi wanita yang kaya raya seringkali sepatu kayu mereka ini akan dihiasi dengan mutiara dengan tinggi beberapa inchi dan sulaman kulit. Biasanya sepatu ini dibuat dengan tali pengikat yang terbuat dari sutra atau beludru. Bagian atasnya disulam dengan perak, emas, atau kawat pewter (campuran timah putih dan hitam).


Chopines

Di Turkey pada abad ke 15 ditemukan sepatu high heels yang diberi nama chopines yang kemudian populer di seluruh daerah eropa sampai dengan abad ke 17. Chopines memiliki ketinggian antara 7 sampai dengan 30 inchi dan khusus dibuat untuk perempuan. Karena tingginya yang sangat ekstrim, untuk berjalan, seorang wanita membutuhkan bantuan tongkat atau seorang pelayan untuk selalu membantu mereka. Chopines dirancang dengan gabus dan kayu ditumpuk di bagian tumit sepatu tersebut hingga tinggi. Pada sekitar tahun 1600 chopines di buat di Venesia dengan bagian tumit lebih tinggi dan sudah mulai sedikit mengarah ke fashion. Chopines di Venesia merupakan perlambangan kekayaan dan status sosial para wanita. Selain itu chopines yang membuat wanita susah bergerak berguna untuk mencegah wanita kabur dari rumah dan berselingkuh dari suaminya. Hal ini juga merupakan perlambangan sepatu hak sebagai diskriminasi gender.


Penemuan dan Penolakan


Catherine de Medici

Akhirnya istri raja perancis Henry II lah yang mendapat kredit sebagai penemu pertama high heels sebagai item fashion. Pada tahun 1533, Catherine de medici yang merupakan orang keturunan Italia ini bertunangan pada Duke of Orleans, raja Henry II ketika usianya baru mencapai 14 tahun. Tubuh Catherine kecil dan kurang menarik, tingginya hanya mencapai 150 centimeter sementara saat itu raja Henry merupakan seorang eropa yang termasuk sangat tinggi. 
          Karena ingin terlihat lebih anggun dan berkuasa sebagai seorang ratu ia menugaskan seorang tukang sepatu untuk mebuat sebuah sepatu bergaya yang memiliki tumit ditinggikan dan memiliki gabungan bentuk yang beradaptasi dari chopine dan pattens. Jadi sepatu ini solnya terbuat dari kayu yang meninggikan bagian tumit dan jari kaki, tapi dengan bagian tumit yang lebih tinggi daripada jari kakinya. Bagian hak sepatu tersebut dibuat sangat ramping dan kecil. Sepatu inilah yang menjadi awal stiletto. Kabarnya sepatu tersebut merupakan hasil karya dari seniman terkenal, Leonardo Da Vinci. 


High Heels Catherine de Medici

Fungsi sepatu ini selain untuk kecantikan dan fashion juga untuk melindungi kaki dari debu dan kotoran jalanan. Jadilah sepatu high heels 2 inchi untuk Ratu Catherine de medici sebagai high heels fashion/stiletto yang pertama diciptakan. Sepatu dengan model high heels pertama ini kemudian tersebar luas di Italia dan menjadi sebuah fashion statement, pemakaiannya menggantikan pemakain chopines. Sampai-sampai chopines dilarang pemakaiannya di Venice.
Sejak Penemuannya itu stiletto atau high heels menjadi sangat terkenal di Eropa. Stiletto kadang dihiasi emas dan berlian sehingga harganya melonjak dan menjadi sangat amat mahal. Marie Antoinette dari Perancis sangat menyukai model sepatu high heels ini sampai-sampai pada abad ke 18 saat eksekusi matinya, ia tetap mengenakan sepatu high heels ini.


Marie Antoinette

Pada abad ke 18 di Eropa, fashion berfokuskan pada area tubuh bagian bawah para pria. Saat itu stocking sedang mengalami masa trend dan sangat penting bagi kaum pria. Ketika para pria eropa berlomba-lomba merampingkan kakinya, Louis XIV kemudian tampak menggunakan sepatu high heels berhak merah dengan ketinggian 5 inchi. Sepatu tersebut memiliki gambar adegan perang di bagian tumitnya. Ketika itu raja hanya mengizinkan bangsawan saja yang boleh menggenakan sepatu berhak merah. Namun karena sang raja menggunakan sepatu bermodel tumit tinggi seperti itu rakyatnya pun mengikuti. Sepatu high heels pun menjadi trend di kalangan pria Eropa dengan syarat tidak boleh ada yang mengenakan sepatu hak tinggi lebih tinggi dari sepatu hak 5 inchi milik sang raja.

Okobo

Pada sekitar waktu yang sama di Jepang, ditemukan sejenis bentuk high heels yang diberi nama Okobo atau sekarang kebih kita kenal dengan bakiak. Okobo ini digunakan oleh para maiko atau geisha magang. Selain untuk fashion, okobo juga digunakan karena masalah kepraktisan. Tinggi okobo berguna untuk mencega kimono yang mahal menjadi kotor atau rusak akibat kotoran di jalanan. Okobo dibuat dari kayu yang dibentuk menyerupai tapak sepatu dan diukir cekung sehingga menghasilkan bunyi tersendiri ketika dipakai. Bunyinya inilah yang menjadi salah satu dasar pemilihan namanya. Kayu tersebut diselesaikan apa adanya, bahkan ada yang sama sekali tidak dipernis. Namun, selama musim panas, maiko mengenakan okobo yang telah dipernis. Bentuk tali penahan okobo berbentuk V seperti layaknya sendal jepit, sedangkan warna talinya disesuaikan dengan status maiko. Untuk maiko baru akan mengenakan okobo tali merah, sedang yang hampir menyelesaikan magangnya menggunakan tali kuning. Sampai saat ini okobo masih sering digunakan oleh masyarakat Jepang.
Sepatu high heels atau hak tinggi ini memiliki masa kejatuhan juga. Setelah revolusi perancis pada sekitar abad ke 18, Napoleon melarang pemakaian sepatu hak tinggi atau high heels ini. Alasannya adalan karena pemakaian sepatu ini melambangkan pembedaan kasta. Sejak saat itu semua masyarakat memakai flat shoes dan sendal baik pria maupun wanita selama abad ke 19. Pemakaian high heels mulai abad ke 19 ini hanya dikhususkan dan eksklusif untuk para wanita saja dan sangat digemari sebagai sebuah item fashion.
High Heels Pada Abad ke 20

Mulai abad ke 20 sepatu high heels mengalami kenaikan popularitas lagi. Para pencinta dan pengamat fashion mulai kembali memfokuskan high heels sebagai benda fashion penting.
Pada 1940 desainer Perancis, Andre Perugia merancang stiletto modern pertama yang berhasil di foto. Stiletto ini ia ciptakan untuk penyanyi Paris, Mistinguett. Andre Perugia kemudian dikenal sebagai salah satu perancang yang melestarikan stiletto dalam dunia fashion. Nama stiletto sendiri diambil dari bahasa Yunani stylos yang berarti tiang penyangga.
High heels kembali berjaya pada sekitar tahun 1950 sampai dengan 1960an. Mulai pada saat itulah ada tekhnologi yang dapat digunakan untuk membuat stiletto modern yang kita kenal pada saat ini. Teknologi tersebut adalah dengan menyisipkan baja tipis di bagian hak sepatu untuk menyokong sepatu tersebut. Sebelumnya pembuatan stiletto diatas 7 centimeter sangat sulit dilakukan karena ukuran hak yang sangat tipis.
Pada tahun 1950an itulah melalui merk ternama Christian Dior yang bekerja sama dengan perancang terkenal Robert Vivier kembali menghidupkan stiletto sebagai sebuah fashion statement penting bagi wanita. Kolaborasi antara kedua desainer ini menciptakan sebuah sepatu stiletto model ‘Louis’ dengan potongan rendah dan hak yang sangat tipis.


Sepatu Boots dengan Hak

Dengan diciptakannya rok mini pada tahun 1960an, diciptakan juga model sepatu boot dengan heels yang sangat serasi dipadukan. Sepatu ini bertujuan untuk memperindah tampilan kaki yang banyak terlihat dengan rok mini.





Desain Manolo Blahnik


Selama masa ini penggunaan high heels masih sedikit ditentang dengan alasan simbol diskriminasi gender. Sampai akhirnya pada tahun 1980an setelah fashion sangat menjadi trend masyarakat, desainer Manolo Blahnik membawa high heels ke catwalk. Kemudian high heels terus merambat ke Hollywood dan kemudian ke masyarakat luas.

Pada masa modern ini high heels merupakan sebuah item fashion umum yang berguna mempercantik tampilan dan menambah kepercayaan diri kaum wanita. Seperti kata Manolo Blahnik “You put high heels on and you change”.

Many Repost from Many Source












Sabtu, 06 Agustus 2016

Mengetahui Jenis Kulit


Perawatan wajah adalah prosedur perawatan untuk mengatasi masalah pada kulit wajah manusia. Masalah kulit wajah ini dapat berkaitan dengan tekstur, tekanan sel, warna, dan kesehatan secara keseluruhan, sementara prosedur yang dilakukan dapat mencakup pembersihan, eksfoliasi, penghilangan komedo, pemberian masker kecantikan, pemijatan, dan pemberian nutrisi. Namun sebelum melakukan perawatan wajah, tentu kita perlu mengenal jenis kulit kita agar mendapat hasil maksimal dengan perawatan yang tepat.

1. Kulit Normal



Jika kulit Anda termasuk jenis normal maka tissue yang Anda seka tidak akan meninggalkan jejak minyak. Selain itu kulit Anda akan terasa lentur dan kenyal. Bersyukurlah bila kulit Anda termasuk normal karena jenis ini adalah jenis yang paling jarang bermasalah. Kulit normal terlihat bersih, halus dan bahkan dengan perawatan minimum saja, kulit normal akan terlihat tetap bagus di umur 30 keatas.




2. Kulit Kering

Jika kulit anda kering, maka tissue yang diseka saat bangun tidur tersebut akan bersih dari minyak juga, namun kulit Anda akan terasa keras, kering, bahkan pecah-pecah setelah Anda seka dengan tissue. Kulit jenis kering ini dapat dengan mudah memicu jerawat dan pori-pori besar dan terlihat yang mengakibatkan kulit penuaan dini dan iritasi. Kulit kering akan masih terlihat bagus pada umur muda namun Anda harus tetap menjaga kesehatan kulit agar tidak terlihat jelek ketika umur 30 keatas.


3. Kulit berminyak

Jika Anda memiliki kulit jenis berminyak, tissue yang Anda seka pada pipi, hidung dan kening akan meinggalkan bekas minyak. Tentunya kulit berminyak merupakan kulit yang paling rentan dengan masalah. Kulit berminyak seringkali terlihat mengkilap, berminyak dan pori-pori besar yang menyebabkan jerawat. Namun kulit berminyak juga memiliki kelebihan yaitu sulit untuk terjadinya penuaan dini pada kulit. Anda dapat merawat kulit berminyak dengan mebersihkan muka dengan hati-hati, meminimalkan makanan yang mengandung karbohidrat dan menghindari produk perawatan yang ‘creamy’.


4. Kulit Kombinasi

Kebanyakan wanita memiliki jenis kulit kombinasi. Tanda memiliki kulit kombinasi adalah ketika Anda menyeka bagian hidung dan dan kening maka pada tissue akan terdapat minyak, namun tidak pada pipi Anda, pipi Anda kering.

Karena kulit kombinasi ini adalah gabungan Antara kulit kering dan berminyak, jenis ini membutuhkan perawatan yang berbeda berdasarkan bagiannya masing-masing. Bagian yang kering seperti pipi dan sekitar mata mesti dirawat dengan produk yang kaya akan cream, mouturizer, sedangkan untuk bagian berminyak seperti kening dan hidung dapat dirawat dengan sering-sering membersihkannya dengan air bersih.


5. Kulit Sensitif



Kulit sensitif umumnya adalah kulit yang sangat kering, terasa ketat dan dapat teriritasi dengan mudah. Biasanya kulit sensitif akan berwana merah pada beberapa bagiannya, warna merah tersebut juga terasa tipis dan gatal. Untuk kulit sensitif Anda membutuhkan perawatan ekstra. Anda dapat memeriksa kulit wajah sensitif ke doktor muka.


Tes Kulit

Secara ideal dan klinis tentunya untuk mengetahui jenis kulit adalah menemui dokter kulit, ya kita harus berkonsulatsi dengan dokter kulit. Namun, ternyata kita juga bisa mengetahuinya sendiri melalui praktek dan alat yang sederhana. Langkah pertama yang harus kita sediakan adalah cermin yang seukuran dengan wajah kita, tapi bebas ukurannya.


Ada beberapa hal yang harus kita hindari ketika melakukan tes ini, berikut diantaranya : 
  • Tes dilakukan pada ruangan yang bebas AC (Air Conditioner) dan sebelum melakukan tes ini, Anda juga sebelumnya jangan berada di ruangan ber-AC, setidaknya 1,5 jam sebelum melakukan tes ini. Perlu diketahui, udara di ruangan AC dapat membuat kulit menjadi kering dan mempengaruhi hasil tes. 
  • Hindari mencuci wajah, 1 jam sebelum melakukan tes. 
  • Satu jam setengah sebelum melakukan tes dilarang keluar rumah atau melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. 


Berikut adalah cara melakukan tes cermin, untuk mengetahui jenis kulit.

Tempelkan wajah pada cermin bersih yang telah disedikan. Pastikan dahi, hidung, dan dagu berada pada satu garis lurus. Nah, setelah menempel, tekan pipi pada cermin dengan membalikan wajah dari kiri ke kanan dan kemudian sebaliknya. Intinya, Anda harus menempelkan setiap bagian wajah (dagi, hidung, pipi) pada cermin.


Cara Membaca Hasil Tes Yang Telah Dilakukan


- Kulit berminyak

Bila terdapat bekas minyak di cermin, pada area T wajah dan pipi, maka wajah Anda berminyak. Ciri-ciri lainnya, pori-pori wajah yang besar dan wajah yang mengkilap.


- Kulit kering

Bila tidak terdapat bekas minyak di cermin, kecuali bekas bulu pada wajah, maka kulit Anda kering.


- Kulit kombinasi

Bila bekas minyak hanya terdapat pada area T wajah (hidung dan dahi), maka kulit Anda masuk kategori tipe campuran. Jenis kulit ini merupakan tipe yang paling normal dimiliki banyak orang. Area T pada wajah selalu lebih berminyak daripada bagian lain, karena di sanalah kelenjar minyak terbanyak. Pipi Anda akan kering, sedangkan hidung dan dahi lebih berminyak.


- Kulit sensitif

Tipe kulit ini sulit dikenali dengan tes cermin. Kulit sensitif bisa jadi berminyak ataupun kering. Untuk itu, tekanlah wajah pada cermin dengan cukup lama. Bila Anda merasakan perih, maka jenis kulit Anda sensitif. Kulit jenis ini tidak cocok dengan sebagian besar kosmetik.